bismillah
“ dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan
sebaik – baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua – duanya
sampai berumur anjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali – kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : ‘ Wahai Rabb-ku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil.’” [QS. Al – Israa’ : 23 – 24]
Tentang orang tua, ibu dan bapak. Keduanya adalah
harta berharga bagi anaknya, yang tak ada pengganti lain. Dan Allah Ta’ala
menjadikan berbuat baik kepada mereka berdua sebagai salah satu sebab masuk
surga.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Rasulullah bersabda : “tersungkur
hiidungnya, tersungkur hiidungnya, tersungkur
hiidungnya (hina dan rugi sekali).”
Beliau ditanya, “Siapa wahai Rasulullah?” beliau
bersabda
“orang yang mendapatkan kedua orang tuanya ketika
mereka berusia lanjut, baik salah satu atau keduanya, tetapi ia tidak masuk
surga." [HR. Muslim]
Dari buku : Ibumu, Ibumu, Ibumu… Kamu dan Hartamu
Kepunyaan Ayahhmu… oleh Sulaiman bin Shaqir ash – Shaqir dan Dr. Sulaiman bin
Muhammad ash – Shagir.
~~~
Wahai diriku, lihatlah keutamaan berbakti kepada
kedua orang tua. Siapa yang memerintahkan?? Allah. Tertulis dengan jelas dalam
QS. Al – Isra. Berkata ‘ah’ saja tak boleh, apalagi mengucapkan kata –
kata atau memperlakukan mereka dengan
lebih kasar daripada itu. Sebagai anak pantaskah berbuat keburukan kepada kedua
orang tua yang telah merawatnya sewaktu kecil. Yang telah memberikan kasih
sayang, hingga mengeluarkan harta hanya untuk anaknya. Ya, mereka mengorbankan
segalanya. Diriku bagaimana kau perlakukan harta yang tak terganti dari Allah
ini?
Menganggukkan kepala tanda membenarkan perkataan
seorang ustadz yang mengatakan bahwa puncak kebaikan kepada manusia ditujukan
kepada orang tua. Ya, aku setuju. Aku paham. Tapi,, bagaimana kau laksanakan
wahai diriku? Sudahkah kau berikan yang terbaik?
Pernah ku baca, terkadang perilaku seseorang di dalam
rumah dan di luar rumah sangatlah berbeda. Bak 2 kepribadian dalam 1 individu.
Bermuka manis, berkata lembut kepada teman – teman dan sahabatnya. Berusaha
sekuat tenaga menjaga hati teman dan sahabatnya. Tetapi sungguh bertolak
belakang ketika ia kembali ke rumahnya. Berkata ‘ah’ begitu saja mudah
terlontar pada kedua orang tuanya. Tak menjaga hati keduanya. sungguh berbeda.
[yaa Allah, sungguh aku berlindung dari sikap demikian]. Berbuat baik kepada
orang lain mungkin harus dilakukannya sebagai bentuk pengharapan agar bisa
diterima lingkungan. sedangkan ia tidak berlaku baik kepada kedua orang tuanya,
karena ia merasa sudah pasti diterima dalam keluarganya, hingga jadilah ia
berbuat semena – mena. [ yaa Allah,
sungguh sungguh sungguh aku memohon perlindungan padaMU dari sikap
demikian]
Mungkin kepribadian seseorang akan terlihat
keasliannya ketika ia berada di rumahnya. Pikirku demikian.
Yaa Allah, mereka berada atas kuasaMu. Biarlah segala
hati, pikiran, perbuatan, dan semuanya,
segala tentang mereka, terajut mencapai angka ∞ .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar